Popular Posts

Tuesday, October 25, 2011

Falsafah Tanda '+'

November 2010, 05:54 AM

My quiet sanctuary




9 + 0 = 9

5 + 4 = 9

4,5 + 4,5 = 9

6 + 3 = 9

1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 = 9



Dalam equasi matematis, untuk menghasilkan sebuah hasil yang diinginkan dibutuhkan reaksi antara dua variable atau lebih. Dari ilustrasi diatas kita melihat ada begitu banyak cara untuk mencapai hasil 9. Ada variabel yang memuat nilai utuh dan kosong, ada juga yang memiliki nilai sama besar, ada yang lebih besar, ada pula yang lebih kecil. Dan hasil yang dicapainya pun sama yaitu 9. Namun selain variabel hasil dan variabel-variabel pembentuk hasil, ada satu unsur lain yang berdiri sendiri. Dia tidak memiliki nilai sehingga dirinya tidak dimasukkan ke dalam variabel manapun. Dialah simbol ekuasi yang sering kita kenal dengan ‘+’.



Secara matematis, ‘+’ tidaklah memiliki makna yang berarti jika berdiri sendiri. Jika dimasukkan dalam parameter terukur pun ‘+’ tidak memiliki nilai. Sendirian, dia hanyalah sebuah simbol kecil tidak bermakna yang tidak berkomunitas. Namun ketika kita memasukkan ‘+’ diantara dua variabel atau lebih, barulah keajaiban ‘+’ bekerja. ‘+’ adalah sebuah katalisator, meskipun memiliki value atau nilai yang agak sedikit ‘berbeda’ dari rekan-rekan variabel lainnya, tapi dirinya penting. ‘+’ ibarat bunglon, dapat menyesuaikan diri dengan variabel manapun meski tak mutlak merupakan bagian daripada varian-varian lain namun ‘+’ lah yang memunculkan potensi dari masing-masing variabel dan menjadikannya kedalam satu formulasi yang memberikan hasil.



Dunia hari ini telah dipenuhi oleh orang-orang hebat ! Ilmuwan roket yang jenius, tentara yang pemberani, pengacara yang pandai berkilah, bankir yang cerdik, pedagang yang jujur, buruh yang ulet, petani yang rajin, pelajar yang bersemangat, bahkan orang-orang disekitar kita – aktivis yang kritis, mahasiswa yang cerdas meskipun terkadang malas masuk kuliah, anak kuliahan yang ingin segera meraih gelar sarjana dan membahagiakan kedua orangtuanya, bahkan para OB yang dengan tanpa bosannya mengepel lantai di koridor-koridor kampus (meskipun tahu bahwa malam nanti koridor tersebut akan kembali dikotori oleh cat-cat yang dipakai memblok spanduk). Dalam menghadapi kejamnya hukum alam,mereka masih mampu bertahan. Betapa hebatnya kekuatan manusia. Kekuatan-kekuatan individual ini layaknya partikel-partikel atom yang memiliki potensi kekuatan sangat besar,namun berdiri sendiri –sendiri yang kebanyakan darinya hanya terdiam tanpa arah.



Sungguh sangat disayangkan… jutaan energi-energi kecil yang berhamburan yang kemudian tak terkelola dengan baik. Sebagian kecil bersinar cemerlang ibaratnya bintang-bintang dihamparan beludru hitam langit yang tenang. Namun kemudian usia bintang-bintang tersebut pun tak bertahan lama hingga kemudian mereka terbakar dan menjadi blackhole yang menyerap cahaya-cahaya lain disekitarnya. Sedangkan kebanyakan pun lenyap ditaklukkan oleh hukum rimba alam raya ini. Kemajuan peradaban manusia membutuhkan sebuah gebrakan perubahan yang tidak biasa. Hal-hal yang berasal dari hal-hal yang mustahil dan kemudian menjadi nyata. Mengapa takut mewujudkan hal yang mustahil? Padahal Tuhan pun tidak mengenal kata mustahil. Sejak abad ke-13 pun manusia telah berangan-angan untuk terbang kelangit meskipun kedengarannya sangat mustahil, bahkan jauh sebelumnya ! Hingga munculah mitos Yunani kuno mengenai Daedalus dan Ikarus. Kemudian ketika Wright Bersaudara mewujudkan angan-angan tersebut, dunia pun tersentak. Kembali, kekuatan-kekuatan besar tersebut bergerak menuju satu lagi perubahan. Bermunculannya aviator-aviator muda, enigineer-engineer pesawat terbang, penerjun bebas, pesawat militer, dan berbagai terobosan baru lainnya hanya dalam satu dekade. Sehingga manusia perlu meninjau kembali pemikiran-pemikiran lamanya, ‘Apa benar ada hal yang mustahil di dunia ini ?



Ya, tak ada yang mustahil didunia ini teman. Jagad raya beserta seluruh potensinya telah memberikan restu kepada manusia untuk membawa kemajuan peradaban. Satu-satunya yang kurang adalah kehadiran seorang pemimpin, bukan sekedar seorang pimpinan. Dunia membutuhkan lebih dari sekedar kedudukan bersifat prestisius yang ternyata hanya diciptakan demi kepentingan segelintir orang saja. Ibarat sang tanda ‘+’,pemimpin bukanlah sekedar orang yang berada dipuncak piramida makanan. Dia adalah katalisator, adalah sang ekuator ! Orang itu haruslah orang yang memahami segala kekuatan dan kelemahan daripada potensi-potensi yang dimilikinya. Tidak seperti kebanyakan pimpinan yang kebanyakan darinya memang pandai membaca pemetaan politis dan memilih untuk berpihak pada yang memiliki kekuatan lebih besar saja kemudian lantas mencampakkan para underdog lainnya. Seperti ‘+’, sang pemimpin haruslah mampu menyetarakan derajat masing-masing pihak (equals) kemudian mengharmonisasikan pihak-pihak tersebut kedalam satu formasi pergerakan baru yang terarah, teratur, dan nyata.



Patut diakui bahwasanya untuk menjadi sang ‘+’ itu tidaklah mudah.Tak bisa dipungkiri bahwasanya masyarakat terdiri atas komunitas-komunitas tersendiri. Setiap komunitas memiliki dinding-dinding tak kasat mata yang menjadikan satu komunitas berbeda dengan komunitas lainnya. Dan yang menjadi tuntutan terberat bagi seorang yang diberi amanah untuk memimpin adalah tuntutan atas kemampuan diri dalam membaur dalam kelompok-kelompok kecil suatu komunitas kemudian memperoleh kepercayaan komunitas untuk memimpin mereka tentunya sekonyong-konyong akan menggerogoti setiap titik dari kesabaran diri dan bahkan identitas pribadi kita.Sungguh perjuangan berat yang sangat berat ! Namun keadaan yang equals sangat dibutuhkan dalam menciptakan sinergitas antar komunitas dan meleburkan mereka kedalam satu kekuatan massive. Seperti ‘+’ yang meleburkan angka 5 dan 4 menjadi bentukan ekuasi bernilai 9. Maka kemudian muncullah pertanyaan terakhir: "Siapakah yang hendak menjadi '+'?"




Friday, October 14, 2011

iQuote : Sepenggal Kisah


"Masalah itu adalah anugerah !" (Muhammad Ramdhani a.k.a Dhani a.k.a Boaz)

"Masalah itu...diselesaikan dengan senyum saja" (Muh.Fadly Syam a.k.a Manto)

"Bisa ji ki' ini fren.. ndak ragu ji ka ini" (Amiruddin Akbar Fisu a.k.a Fisu)

"Saya cuma mau kader adik-adikku dengan baik..ituji" (Nini Apriani Rumata a.k.a Nini)

"Ndak seru kalo hasil pertandingannya langsung diketahui. Bikin tantangan dulee.." (Ahmad Dahlan a.k.a Alan)

"Saya D51107001 ! Kalo ada apa-apanya 07,biar saya yang paling didepan !" (Mudaksir K. Taupe a.k.a Mumu)

"akhiri smuanya dan mari menata dari awal.. :D" (Nurbaety a.k.a Ethy)

"Ini kita harus gerak cepat nah ! Kalo tidak bisa terlambat" *masa-masa TRASH* (Nurul Wahida a.k.a Noe)

"Saya pernah bertanya sama senior ta,'masih ada kah kesempatan buat saya kembali aktif?' tapi dia bilang 'lebih baik ndak usah mi,dek'. Makanya..saya cuman bisa doakan kalian saja" (Kurnia Hamzah a.k.a Kurni)

"Saya mau membuat sesuatu yang saya sukai..saya mau punya bengkel" (Adriansyah a.k.a Ancha Kecil)

"Kalo ndak NAKAL, gimana mo BELAJAR ? Hidup Kelompok anak nakal !:D " (Hamzah Samuda a.k.a Ancha)

"Love is white..but friendship has no coLour so it's never changes.." (Jeanne Madika a.k.a Je)

" Lagaya......" (Wahyuni a.k.a Unyii)

"Apakah salah.... jika orang memiliki keinginannya sendiri ?" (Nila Kurnilasari a.k.a Nila)

"Tidak bisa mi ki' atur lagi angkatanku sekarang, kak.." (Adrianto Hidayat a.k.a Anto)

"Saya masih butuh mereka ..." (Alfi Husnaeni a.k.a Alfi)

"Keep Tryin',tryin'...masih banyak ikan di laut !" (Siti Fajriah Annisa Faisal a.k.a Nippong)

"Saya meminta maaf bukan karena saya merasa melakukan kesalahan,tapi.... (nah,ini tapi nya yg sy lupa..hehe,maaf ya mel)" (Asni Amaliah a.k.a Amel)

"Syapa Berani Korekka Sini ??!" (Muhammad Naim a.k.a Naym)

"Moneytalkss..." (Nindya Karlina a.k.a Ninds)

"Ada yang gratis ?" (Syamsu Alam Dahlan a.k.a Alam)

"Yak, kumpuuulll..." (Ikram a.k.a Iker)

"Kini ku harap kau bahagia " (Fratiwi Gamilestari Gani a.k.a Cuwiwi)

" Weh, rapih ji rambutku ?? " (Zefalya Novelita Karimba a.k.a Zfa)

"seseorang yang bisa memahami kekurangan, berarti juga bisa menghargai kelebihan. Pasutri yang semakin memahami kekurangan pasangannya, semakin pula ia mampu menghargai kelebihan dan keistimewaan yang dimiliki pasangannya." *cewe teyuuuss* (Hartono Basri a.k.a Tono)

"Hey You!! *nunjuk skripsi* You are my new obsession!!" (Ismi Angraini Lasido a.k.a Mi-chan)

"td ada yg blg : klo badmood itu cukup di hati aja, wajah harus tetap segar " (Grace Dea Allo Somba a.k.a Dee)

 "Kanda...ketinggalan temanku satu orang ...." *wahahaha..inne mi nne,na tinggalkan temannya satu orang di kandang macan :D* (Syafiah Aminuddin a.k.a Pia)

"I! Itu ji...Masih mau ko ?" (Chiuculia a.k.a Chiu)

"dapat teguran lagi dari-Nya.....kayaknya harus banyak2 Istigfar!!!!" (Elen Alyaz Saleh a.k.a Oma)

" Glad to help you even I wish you to believe me more to do something bigger than this ... Just trust me when I say, " I can" (Nuarita Febrina a.k.a Eby)

"Ndak bisa k latihan acara hari ini... harus k jaga toko " (Yuria Arief Layyadi a.k.a Yong yong)

"Ini semua..dimulai dengan belajar jatuh dulu. PARKOUUUR !!!" (Noor Ilhamsyah a.k.a Ilho)

" Being the best is great, you’re the number one. Being unique is greater, you’re the only one." (A.Julia Kania Sari a.k.a Juju)

"The Next Santiago Calatrava !" (A. Rahim Gaffar a.k.a Rahim)

"Who do what she likes And likes what she does" (Liza Utami Marzaman a.k.a Icha)

"terlahir sebagai seorang wanita, dari keluarga yang sangat sederhana." (Daryanti a.k.a Anthi)

"kerja power point itu LAKI. yang datang terlambat itu bukan LAKI" (Sulyadi Wardi a.k.a Sul)

" Hitler.. Holocaust...Illuminati" (Ali Syariati a.k.a Bamz)

"Saya ndak suka teman-teman tertawai saya dari belakang" (Ambone a.k.a Ame) 

":D :D :D" *Hampir ndk ada kata bijak yg saia dengar dari nhienoyy..hanya ketawanya ji* (Moh.Arief Dwinanda P a.k.a Aldy/Nhienoyy)

"pendapat masyarakat tentang kami itu salah, pendapat kamilah yang benar, bahwa kami ini salah" (Maulana Sakti a.k.a Othe)

"Ndak pa pa ji. Kadang memang harus q lakukan yang pernah dilakukan itu orang supaya dia rasa juga ndak enaknya. Ndak sukka k gilaaa " (Edwina Ursula Thendean a.k.a Wina)

"Ya Allah..mudahkanlah,,lancarkanl​ah tugas ku ini.. آمِيّنْ... آمِيّنْ.... آمِيّنْ.. يَ رَ بَّلْ عَلَمِيّنْْ....." (Syifa Auliasari a.k.a Syifa)

"GOOOOOOOOOOOLLL Messi...." (Reza Nur Sjadjali a.k.a Reza)

"Coba ki belajar untuk berkata 'tidak' " (Muh. Yusuf Y a.k.a Ucuu)
"ƪ(˘⌣˘)┐ ƪ(˘⌣˘)ʃ ┌(˘⌣˘)ʃ" (Amelia Salim a.k.a Melo)
" apa yg mw di kerja ini hari? nda pernah ada kemajuan..... ckckck....." (Fayza *maap sayaang..sa lupa nama panjang ta T.T)

" CLIMBING ! " (Andi Maeyanti a.k.a Yayang)

"saya sadar, saya sebenernya ngga pinter2 banget, tapi saya paham, ketekunan, kerja keras, ikhtiar, tawakkal dan ikhlas adalah kunci sukses mengarungi kehidupan :D " (Rachmiati Nurdin a.k.a Ammhie)

"(ROK MINI) KALIAN SEPERTI ORANG ANEH DENGAN GAYA ITU" (Awaluddin Maududi a.k.a Peak)

"Tdak tahu kh drimu,bahwa d setiap senyuman seorang wanita,ternyata d dalamnya menangis teriris-iris,,
 #ddeeehh..." (Slamet Ardhian a.k.a Mhemet)


"aaaappppeeelll​eeee kakaaaa..iklan kaapang.." (Haikal Umasangadji a.k.a Haikal)

"Panggil-panggil nah kalo ada acaranya ank2 lagi " (Indra Nurwahyu a.k.a Indra)

"Saya mau mencoba sesuatu yang baru, makanya saya pindah " (Fakhruddin Sam a.k.a You dee)

"Thales k bela...ndak mau na jinakkan 'mace' nya, akakakakak" (Ikrom Hidayat Khaerul a.k.a Ikrom)

"Sebenarnya menurutku prospek idemu ini bagus..tapi untuk apa kalo ndak di dengarkan ?" (Magevira a.k.a Mage)

" Performance innee..." (Zulfikar Mangiri a.k.a Fikarch)

"yang gagah banyak ulahnya yang tampan banyak tingkahnya" (Muh. Fadhil Askady a.k.a Fadhil)

"LIHAT LUAR DAN DALAM DAHULU BARU KALIAN BISA MENILAI" (Zaki Fauzi Rahman a.k.a Zack)

"Ituu urusan kamu....ah,knapa kaku skali! " (Yulianus T. Dakir a.k.a Thales)

"Dulunya Kota Raha sejuk dan dingin..tp semua berubah ketika negara api menyerang " (Muh. Muqarrabin Ari a.k.a Abin)

"Menatap generasi muda dari jendela ruang senat" (Fitrawan Umar a.k.a Wawan)

"Kyaknya settingan wktu mulai error lagi (¬˛¬”) " (Fitriyah Badjeber a.k.a Fyber)

"Pulang k dulu nah anak-anak... sakit ki nenekku" *kalasiiii* (Uria S a.k.a Uya)

"...........blesshh...." *Dia menghilang entah kemana !* (Aryanto Wijaya a.k.a Ary)

" Jangan khawatir pd org2 yg iri padamu ,sebab mreka merasa km punya sesuatu nilai PLUS yg tdk ada pd diri mreka..." (Lucke Ayurindra Margiedayana a.k.a Lucke)

"Weh...ngantuk k gila.." (Otto I Maulana a.k.a Otto)

"Hambuurr miii saja " (Cemal Syarief a.k.a Cemal)

*duduk diam dan tersenyum manis* "menurutku...." (Yusriadi a.k.a Ady)

"Ayo bikin ini deh...ayo bikin itu deh.." *selalu ada ide-ide segar dikepalanya* (Syachrul Ramadhan a.k.a Calu)

"Ih,lucunyaaaa..." (Nur Intan Putri a.k,a Intanoo)

"Mw pRcaya dGn ILmu PengetaHuaN dn teKnoLogi zaMan sKrg atw zamaN terdaHULu, itU piLihan yahh. buT , nowadays is aLways Outstanding,,,! " (Tary)
"Buka semangat baru \(^⌣^)/" (Trifany Wahyuni a.k.a Ade Fany)
"serasa ada sesuatu yang menanti untuk diraih......" (Muhammad Salman a.k.a Salman)

"just say ... hope ... grace... love..." (Melly Christine a.k.a Melly)

"I can do it!!" (Satrio Wibisono a.k.a Rio)

"CINTAMU MEMBUATKU SEDIH DAN TAK BERDAYA NAMUN AKU TERLANJUR CINTA...." ( Gusniyati Buhari a.k.a Nia) 

"Saya tidak mau hidup dibawah bayang-bayang om ku. Dia ya dia, saya ya saya" (Muhammad Irfan Tantu a.k.a Dicky)


"Angin bawa kabar kasana
bawa beta pung pasan
par dia disana
bilang beta pung rindu
bilang beta pung sayang
biar beta tapisah jauh
 ale ada di hati" (Nursahayati Purnama Sari a.k.a Yaty)


"aq adalah aq,,dan kamu bukanlah aq,,karena aq adakah aq,,,dan kamu adalah kamu...
 jadi aq bukanlah kamu..wkwkwkwkw" (Fitrah a.k.a cipiit)

"Saya kuliah karena ingin mengubah nasib" (Firman)

"Smangaat teman-teman " (Suriyati a.k.a Bun-bun)


"run run run..biasa biasa, kadang tempramen, kadang melankolis, hehehe" (Faslan Syam a.k.a Faslan)

"jangan pernah lakukan hal yang setengah2. Memilih dirimu pun tdk dengan setengah2." (Inayah Furqani a.k.a Nayha)

"Saya jalani ini demi teman-temanku ji.." (Dwinsani Pratiwi Astha a.k.a San-San/Ratih)

"I’m different from the others since young, my thoughts were also unique" (Frizka Koernia Dedullah a.k.a Fyykaa)

"gagal itu yang terjadi hari ini....atau yang sudah dialami beribu2 orang di 100an abad yang lalu....?? gagallah besar :)" (amin)

"saling menghidupilah.." (Fajrin Mappa a.k.a Fajar )

"Jangan takut sama gas air mata dan meriam air !" (Mappa Nashrun a.k.a Mappa)

"Selalu diakhiri dengan senyuman. :)" (Fatimah Usman a.k.a Imah)

"Jagalah pikiranmu, jangan sampai tercemar oleh keinginan-keinginan buruk karena semua perbuatan baik jahat maupun buruk bermula dari pikiran" (Novita a.k.a Nobing)

***


Maaf,teman-teman... gagal k. Ternyata masih ada sodara-sodaraku yang luput dari ingatanku.. seperti Fuad, Tia,Gandhi, dsb. Maaf,ternyata sampai sekarang saia belum bisa menjadi teman yang cukup baik -apalagi jadi saudara !
All I'm saying is... Aku adalah mereka. Terima kasih kepada mereka, karena merekalah saia menjadi siapa saia hari ini. No regrets ! Kehilangan atau mendapatkan itu sudah wajar dalam hidup kita.. yang perlu dilakukan hanyalah mensyukuri bahwa kita memiliki atau pernah memiliki.
:)


Salam Sayangku,
Jasmine 'Jazz' R. Z

Tuesday, October 11, 2011

Ampun, Arjuna ! (Jika Cinta itu Menyakiti, Lebih Baik Tak Usah Mencintai Lagi)


Ibarat bunga teratai...
Anggun dan rupawan,terapung diatas permukaan air yang terus beriak
Berayun kekanan,berayun kekiri..terbawa aliran air yang seolah tak perduli
Tanpa menunjukkan ketakutan jika suatu kali riak  akan menenggelamkan daun kami

Bunga manapun pasti hendak dikagumi,hendak dikasihi
Begitu Arjuna memilih bunga ini..Ah,betapa girang hati teratai
Dipetik oleh Arjuna, sang Pahlawan menurut kabar angin yang sampai ditelinga
Teratai malang yang naif...
Sungguh indah mimpinya telah ia bumbung hingga menembus nirwana

Arjuna,jangan kau rebut kebebasan kami...
Sungguh kami teratai yang tak pantas dicampakkan di dalam bejana
Lincahnya aliran air,eloknya alam
Itulah tempat yang kami idamkan
Janganlah takut kami menghilang wahai arjuna
Sesungguhnya kami selalu tahu arah bagi kami untuk pulang disisimu

Arjuna, mohon kendalikan amarahmu..
Kami pun adalah insan berpikir
Jangalah kau cabut pita suara ini semudah engkau melepas anak panahmu
Jika kau cabut,
lalu apa yang akan kugunakan untuk menasehatimu ?
Untuk membisikkan dukungan kami bagimu?
Untuk meluruskan jalan mu jika engkau mulai menyimpang?
Untuk berdendang guna mengusir penat mu?
Ampunilah kami,wahai Arjuna...

Arjuna,mohon belas kasihan...
Janganlah kami menjadi objek pelampiasan amarah
Kasihanilah puputan-puputan yang belum juga mampu berjalan
Apa yang harus kami katakan pada mereka?
Apa yang harus kami ajarkan pada mereka?
Jika Arjuna ternyata tak lebih dari seorang Rahwana berkedok punggawa

Arjuna,mohon jangan kecewakan kami...
Bahwasanya kami berasal dari tulang rusukmu,
Wahai Arjuna,ingatlah bahwa kami lebih dari  seonggok daging
Kami telungkupkan kedua telapak kami
Melindungi hati kami yang rapuh dari tangan dinginmu,Arjuna !

Ketika kami tak lagi indah dimatamu,Arjuna
Ketika keanggunan kami pun lengser dimakan waktu
Tak terbersit sedikitpun kah dalam hati mu tentang kami
Ketika kami lantas dicampakkan demi setangkai mawar dari taman firdaus
Atau setidaknya,janganlah dirampas puputan yang kami cintai
Biarlah puputan berada disisi kami
Akan kami rawat dan kami didik agar menjadi lebih baik dari teratai
Tapi kami ikhlas...
Karena kami adalah teratai milikmu,bahkan sampai akhir
Sungguh aliran sungai masih jauh,mubazir untuk dilalui dengan mengeluh
Kami kan mengapung,mengalir pergi
Mengembangkan kelopak-kelopak kami lagi
Ibarat teratai yang terbawa riak arus sungai

Inilah rintihan hati sekuntum teratai
Inilah kisah perempuan-perempuan dari negeri antah berantah

Hujan Sesaat

Pagi itu, aku dan sobat ceking ku duduk-duduk dibawah pohon. Si mantan gondrong yang ceking tadi sedang sibuk menghisap kreteknya, sementara aku....yah,aku terpaksa sibuk menghisap asap racun yang dikeluarkannya. Haha, mau bagaimana lagi ? 5 tahun bersahabat dengannya, segala suka-duka pun telah dilewati bersama. Jadi kurasa, berbagi asap rokok diusia produktif kami tidaklah perlu dipermasalahkan.

Pagi itu, suasana kampus lagi-lagi riuh rendah. Lebih ramai dari biasanya. Biasanya kampus hanya dipadati mahasiswa-mahasiswa pengejar nilai A, dan orang-orang yang jadi calo nitip tanda tangan absen oleh teman-temannya. Pagi ini, kampus seolah-olah dipadati para pemuda-pemudi berjas almamater.

"Apaan nih ? Kok tumben rame ?" tanya si Ceking.

" Mo demo kayaknya..." jawabku ringan sambil melanjutkan bacaan ku.

"Ngga ikut kamu ?"

"Nggak..."

"Kenapa ? Padahal biasanya kamu yang paling sering berorasi didepan ?" cecar si Ceking yang kini mulai menyebalkan.

"....lihat saja nanti ..."

"Kak, ini pernyataan sikap kami,kak..",tiba-tiba muncul dihadapan kami seorang junior gondrong beralmamater serupa dengan kawan-kawannya sambil menyerahkan beberapa lembar selebaran. Si junior datang dan menyapa Ceking karena Ceking dulunya juga dikenal sebagai jagoan kampus berambut gondrong -sampai kemudian dia memutuskan untuk turun takhta dengan memangkas habis rambutnya. Sedangkan aku...yah,hanya senior kutu buku aneh sahabat si Ceking.

"Isu nya apa ?" tanya Ceking penasaran.

"Kakak tidak lihat berita yaa ? Katanya anggaran pembelanjaan negara untuk setelan-setelan presiden itu luar biasa membludak ! Kita tidak boleh membiarkan ini kak! Bla..bla...bla..." sisa argumen si junior berjas almamater tak ada bedanya dengan angin lalu ditelingaku. Lewat begitu saja. Sedangkan aku.. yah,masih sibuk dengan bukuku.

“Tidak ikut ki’ kak ?” tanya si junior padaku tiba-tiba.

“Tidak usah,terima kasih. Ini panggungmu sekarang,” jawabku sambil tersenyum. “Aku dan Ceking disini saja”

Dan si demonstran pun berlalu.

“Eh,kamu serius ngga mau ikut demo kali ini ?” tanya si Ceking penasaran.

“Memangnya kenapa ?”

“Ndak ji…aneh saja”. 

Di kejauhan kami melihat massa mulai berkumpul disekeliling tugu. Meneriakkan sumpah serapah, hanya beberapa orang yang Nampak berorasi dengan bahasa ‘intelektual’. Atau simpelnya, bahasa yang kurang dipahami orang awam yang tidak mendapatkan pelajaran kepujanggaan.

“Menurut mu….. isu setelan presiden itu,penting ndak ?” tanyaku pada Ceking
.
“Penting lah ! Semua orang juga berkata seperti itu” jawabnya.

“Kata siapa ?”

“Kata media. Kan berita setelan presiden ini sudah jadi bahan perbincangan di teve-teve selama 2 hari ! Di Koran-koran juga”. Kini kami berdua menyaksikan asap hitam mulai terkepul. Tanda ban pun telah dibakar.

“Wah,bakalan ricuh nih..” ujar si Ceking khwatir.

“Ah,ngga kok…” jawabku cuek

“Kok bisa ?”
  
“Lihat…langit mendung.”

“Terus ?”

“Lihat saja…”

Seperti sihir, awan mendung yang tadinya bergelut malu kian menggelap. 10 menit..15 menit..tak lama kemudian titik-titik hujan pun jatuh membasahi bumi. Seperti kehujanan batu, para demonstran baik itu wanita, lelaki, si necis bahkan si gondrong pun berlarian meninggalkan lokasi aksi. Tak ada kilat yang menyambar…hanya tetes-tetes hujan yang jatuh dengan angkuhnya, seolah menantang kesiapan hati para demonstran. Dan itupun telah dimenangkan oleh sang hujan dalam waktu tak sampai dua menit.

Berbeda dengan para demonstran yang masih ‘hijau’ itu, aku dan Ceking justru lebih suka beradem-adem ria dibawah rintik hujan.

“Ih,itu ji ? Demo nya kalah sama hujan ?”

“Ha ha…begitulah kawan. Kau tahu … mahasiswa hari ini sudah terlalu dibawah pengaruh media. Begitu liat berita korupsi di tivi,langsung buru-buru demo. Begitu liat berita setelan, langsung buru-buru demo. Tak ada lagi kaum intelektual yang mau bersusah payah melakukan penyelidikan tentang permasalahan utama negeri ini. Tak ada lagi yang sanggup meramalkan dampak kedepannya. Tak ada lagi yang mau menatap masa depan bangsa ! Semuanya terpengaruh apa yang media ingin perlihatkan.” celetuk ku kepada Ceking.


“Iya ya…padahal,media hari ini kan punya para pembesar partai juga” ujar Ceking sambil manggut-manggut
.
“Kini kuulang pertanyaanku,kawan….Dibandingkan dengan isu setelan presiden, sepenting apa sih isu Centurygate yang kini telah tertutup kabut ? Gimana kabarnya si pemegang kunci misteri yang bernama Nunung itu ? Apa kabar para pembunuh Munir dan Marsinah ? Kasus Nazaruddin,bagaimana buntutnya ?”

………………… kali ini Ceking terdiam. Kami pun terdiam menyaksikan butir-butir hujan yang kian menguap ditelan angin. Hingga akhirnya hujan pun tak tersisa. Hanya air menggenang menjadi saksi bahwa hujan pun sempat meninggalkan jejaknya disini.


“Tak ada lagi orang-orang yang betul-betul ingin berjuang. Semuanya hanyalah…euphoria semata. Untuk apa demonstrasi ? Kalo demonya hanya satu-dua hari tanpa ada keinginan untuk mendampingi hingga pada tahap penyelesaian..apa gunanya ? Semua masalah besar dengan mudah dikaburkan oleh isu kecil lainnya. Murahan…”

Kali ini kutengadahkan kepalaku memandang langit yang sendu..

“……Semuanya… Hanyalah hujan sesaat…..”

***
“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanaman-tanaman bumi, di antaranya ada yang dinamakan manusia dan binatang ternak.
Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya,dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin.
Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berfikir.”
( Q.S Yunus : 24)

Monday, October 10, 2011

Aku adalah Hadiah Dariku (apologi)

Ibundaku tersayang..mohon maafkan putri mu ini
putri yang engkau kandung sembilan bulan lamanya
meski dalam menghadapi cobaan lapar dan haus di bulan puasa

Ibundaku tersayang...mohon maafkan ananda
Yang mengakibatkan rasa sakit yang tak terperikan ketika dirimu melahirkanku ke dunia ini
Dirimu persembahkan padaku cemerlangnya warna-warni dunia
dan wanginya bulan Ramadhan
Maafkan tangisku yang memekakkan telinga
Namun engkau anggap tangis itu laksana nyanyian yang paling merdu dari surga
Sungguh tak mampu kususun dengan kata-kata segala rasa terima kasih ini

Ibundaku tersayang...mohon maafkan ananda
Atas segala kesulitanmu dalam membesarkan putrimu ini
Susah payah menyeimbangkan antara bekerja dan merawat putra-putrimu
Melaksanakan tanggung jawab keprofesian sekaligus tanggung jawab rumah tangga
Kau sempatkan juga dalam waktumu yang padat itu untuk memberiku pelajaran
Entah itu moral,etika,sains,seni..apa saja yang bisa engkau ajarkan padaku yang belum mengenal dunia

Ibundaku tersayang..mohon maafkan ananda
Ketika suatu hari putrimu ini pulang sambil menangis
Menangis karena diusili beberapa anak nakal
Tapi engkau lantas tak gelap mata
Engkau ajari aku akan integritas diri
Engkau ajari pula aku beberapa metode praktis bela diri
Sungguh beruntung aku ber-ibu seorang mantan atlit karate..
Namun ilmu ini tak hanya kupakai untuk membela diri
Sesekali pula kupakai untuk berantem dengan anak kelas sebelah
Hingga akhirnya ku disetrap pak guru
Tangan pun dihadiahi lecut kemoceng
Ah,sungguh malu hatiku...maaf bu,aku pun pasti telah membuatmu malu

Ibundaku tersayang..mohon maafkan ananda
Yang tak pandai bersolek seperti putri ibu-ibu yang lain
Sungguh aku merasa nyaman dengan 'kulit'ku ini
Sesungguhnya,kecantikan sejati itu berasal dari 'dalam',
Namun sebagian orang butuh untuk mempercantik bagian 'luar' guna memunculkan inner beauty itu
Dan jelas aku bukan salah satu dari mereka
Ibunda,terima kasih atas pengertiannya selama ini..

Ibundaku tersayang...mohon maafkan ananda
Yang senang menghabiskan waktu dengan menyendiri
Meskipun ku tahu itu kurang baik bagiku.
Tapi duduk diam mengamati polah tingkah manusia yang aneh
Adalah kesenangan tersendiri bagiku.

Ibundaku tersayang… atas segala yang telah kau curahkan bagiku,
Kutahu harta permata takkan bernilai barang sebutir gabah jika dibandingkan dengan jasamu.
Dalam usiamu yang kian menua, kutahu materi dunia tak lagi bermanfaat bagimu.
Ibundaku tersayang… takkan mampu kujaminkan surge dunia bagimu.
Tapi kupastikan setiap langkahku akan senantiasa mendekatkanmu dengan wangi surga.
Ibundaku tersayang…akulah hadiah dariku

~Jasmine Ramadhani Zulkarnain~

Saturday, October 8, 2011

Bukan Siti Nurbaya

“ Ohh, memang dunia buramkan segala logika.
Seolah-olah hidup kita ini hanya ternilai sebatas rupiah.
Dengarkan manusia yang terasah oleh falsafah.
Saat katanya… itu bukan dogma”
-Dewa 19 : Cukup Siti Nurbaya

***

Sejak lahir, persegi berteralis ini adalah pemandanganku sehari-hari.

Di kala mentari menyapa, daunya terbuka lebar-lebar…. Menyapa embun pagi yang mengelus wajahku.

Di kala rembulan terbit, daunnya menutup.. memberiku perlindungan dari angin gunung yang menggigit.

Selain persegi berteralis ini, tak ada satupun yang berani member tahuku tentang apa yang terjadi diluar sana.

Kata Abah, dunia luar itu penuh orang jahat. Titisan Setan ! Pemuda-pemuda berambut gondrong yang suka musik-musik barat.Orang-orang murtad.

Kata Ummi, seorang anak gadis terhormat tak boleh mengobral dirinya didepan umum. Cukup sebatas halaman belakang saja, itupun tak boleh jika ada lawan jenis yang melihat.

Gadis suci yang dijaga ibarat barang antik yang begitu berharga.

Hanya persegi berteralis menjadi kawanku…



Kawanku,persegi berteralis memperkenalkan aku dengan indahnya warna pelangi.

Terkadang ada beberapa ekor burung kecil yang hinggap,sekedar menantikan remah sisa sarapan pagi ku.

Ada rumput, ada pohon, ada penjual panci keliling, ada sepeda, bahkan temuan manusia paling ajaib yang pernah kulihat ! Sebuah teknologi Barat yang bernama mobil.

Abah sangat membenci mobil.. dan segala sesuatu yang berbau Barat.

Kadang dibantingnya daun kawanku ketika  didapatinya aku mengagumi mobil-mobil yang lalu lalang maupun wanita-wanita berpakaian renda yang begitu cantik.

Kata Ummi, Abah tak ingin aku jadi ikut-ikutan para pemuda pemudi  murtad itu.



Jika boleh jujur, sebenarnya aku tak suka hidup begini.

Aku ingin sekali terbang bebas seperti burung-burung kecil yang sering hinggap di tepi tubuh kawanku.

Ingin melihat sampai seberapa jauh kah garis yang membatasi antara langit dan bumi

Ingin berpakaian cantik seperti gadis-gadis Indo yang lalu lalang

Ingin mengendarai mobil.

Ingin bersekolah seperti kebanyakan pemuda-pemudi lainnya

Dan bukannya hanya kedatangan seorang Ustadzah tiga kali seminggu untuk mengajariku baca,tulis, dan mengaji.

Kawanku persegi berteralis,selalu setia menemaniku berkhayal..meski semua hanya mimpi kosong.



Pada hari ‘bersejarah’ itu, kawanku persegi berteralis mengkhianatiku !

Saat itu aku tengah asyik menyulam sambil bercengkrama dengannya, hingga ketika ‘dia’ lewat.

Dia yang tak ku kenal namanya…seorang pria,seperti Abah tapi jauh lebih muda.

Seusiaku ku kira..

Tubuhnya tegap dengan perawakan gelap. Mata kobalt hitamnya memandang lurus penuh kharisma.

Hidung yang mancung dan bibir yang tebal berhias sengiran,bukan senyuman. Berbingkai rambut ikal tebal sepanjang bahu.

Ia lewat sambil berbincang dengan kawan sesama bersetelan hitamnya, tak memperdulikan pandangan menggoda gadis-gadis yang dilaluinya. Bahkan pandangan takjub ku pun tak dihiraukannya.

Ya Allah, maafkanlah hambaMu yang mengagumi ciptaanMu ini dengan cara yang berlebihan, Yaa Allah..

Saat itu aku baru berusia 13 tahun.



Dia tetap tak bernama meski kerap kupandangi dia melalui kawan berteralisku hingga 48 purnama telah berlalu.

Dari kawan berteralisku, kuketahui bahwa ternyata ia ternyata tinggal di kampong sebelah. Dia sering berkunjung kemari karena sahabatnya tinggal disini. Dia suka dengan musik Barat. Pada saat-saat tertentu,dia akan datang dengan menenteng biola ditangannya. Mozart, Bach, Beethoven..semua dia sukai ! Dia juga sering ke masjid, tapi tak suka jika para imam menggerutu tentang rambutnya yang tetap sebahu. Dia juga tak suka wanita yang sering menggodanya. “Murahan..” , itu kata yang pernah terlontar dari bibirnya beberapa purnama yang lalu.

Dia…tidaklah seperti setan, seperti wejangan Abah tiap harinya.

Dia …berbeda. Dan semakin hari..dia tumbuh menjadi semakin…menarik.

Pada usia keempat belasku, dia terlihat menenteng-nenteng buku tebal karya Karl Marx.

Pada usia kelima belasku, kulihat dia sedang berpidato dihadapan sejumlah pemuda kampong lainnya.

Pada usia keenam belasku, kulihat dia kian disambut hangat oleh para pemuda kampong.

Setiap tahun aku hanya sanggup mengagumi dia dari jauh.

Karena kawanku persegi berteralis bukanlah pintu yang sanggup mengijinkanku meraihnya.



Pada usia ketujuh belasku, aku dipaksa berhenti mengidamkan dia.

Karena,hari ini aku tlah berpisah dari kawanku persegi berteralis.

Karena, besok… aku pun akan pindah ke kampong suamiku.

Ya, Abah dan Ummi telah memilihkan untukku seorang imam bagiku

Imam yang di masa depan mungkin sanggup membimbingku, tapi tak menguasai hatiku saat ini

Karena imam itu bukanlah dia.

Carut marut hatiku melihat imamku itu membaca ijab Kabul dihadapan penghulu.

Sosok pria yang baru kulihat di hari pernikahanku.

Kawanku persegi, begitu jahat dirimu !

Kau perkenalkan ku pada cinta yang tak mungkin kuraih !

Derai air mata bercucuran dalam hening..tanpa seorangpun yang tahu



***

Kuamati putri berusia tujuh belas tahunku..

Begitu mungil, begitu sedih..

Kulihat dia memandang pilu ke arah seorang pemuda dari ambang jendela.

Lagi-lagi.... ku teringat dirinya dan kawanku si persegi berteralis.

Lantas kutepuk bahu putriku seraya berbisik, “Keluarlah lewat pintu itu,nak. Dan berkenalan dengan lah dengannya. Karena jendela diciptakan hanya untuk memandangi segala kemungkinan. Sementara pintu akan membantumu mewujudkan kemungkinan tersebut”



Kulihat raut wajahnya memerah sejenak, namun dengan bersegera ia mengecup pipiku seraya berlari keluar rumah untuk berkenalan dengan sang pemuda.

Ya, aku tak menyesali hidupku… tapi aku ingin putriku memiliki pilihan.

Pilihan yang tak kumiliki dulu……..

***
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ”
(Q.S Ar’Rad : 11)

Wednesday, October 5, 2011

Tempat 'Bermain' Yang Asyik !

“Mau tau ngga mafia di Senayan,kerjaannya bikin peraturan.
Bikin UUD….Ujung-Ujungnya Duit !
Kacau balau, kacau balau negaraku ini !”
-Slank : Gossip Jalanan

***

Lihatlah mereka !
Begitu lucu dan begitu ceria di masa keemasan mereka
Pipi-pipi montok melengkung ke atas dengan derai tawa ringan tanpa beban pikiran
Baik laki-laki maupun perempuan, semuanya berlilitkan pakaian-pakaian cerah berwarna-warni
Ada yang warna biru, kuning, merah, hijau, dan masih banyak lagi.

Lihat,lihat…yang botak itu namanya Udjo.
Dia sangat senang dengan seragam berwana cerah dan sepatu mengkilapnya.
Udjo selalu datang kesiangan, diantar dengan kendaraan beroda empat.
Meskipun sering telat,Udjo ngga pernah merasa bersalah.
Dengan langkah pongah dan perut yang membuncit,ia pun masuk ruangan dan disambut riuh oleh teman-temannya.
Sebab…kalo tak ada Udjo, permainan pun takkan mulai.

Lihat,lihat…. Yang manis itu namanya Cinta.
Kalo si cantik ini senang sekali bersolek,mirip artis sinetron di tivi.
Sekali berkedip, segala permintaannya pasti dikabulkan oleh teman-teman sebayanya.
Cinta tidak pernah salah. Kalo Cinta terbukti salah,maka ia akan menangis sejadi-jadinya.
Air matanya yang berderai membuat luluh hati orang-orang disekitarnya.
Cinta, Maharatu dari kelompok ceria ini.

Lihat,lihat… Yang gembul itu namanya Gion.
Yang satu ini sangaaatlah rakus. Apapun yang terlihat dalam pandangannya pasti dilahapnya.
Gion tak suka berbagi. Jika berhasil menemukan sesuatu yang bisa dilahap, maka ia akan menyembunyikannya.
Disembunyikan dibawah meja, disembunyikan didalam saku..dimanapun,yang penting tak seorangpun yang boleh tahu !
Kalo tak ada yang lihat…nyam,nyam,nyam. Aih,betapa lahap nya dia !

Lihat,lihat… cerianya mereka ‘bermain’.
Kemudian tiba-tiba ada salah seorang yang terpaksa maju kedepan..membacakan essay buatannya.
Semua mata tertuju padanya.
Namun…hahaha,dasar mereka !
Memang mereka tidak sanggup tahan berlama-lama mendengarkan ocehan temannya.
Ada yang lantas mengunyah bekalnya. Ada yang pura-pura memperhatikan sementara dibawah laci telah terpampang gambar-gambar yang lebih memikat matanya.
Tapi lebih banyak lagi yang tertidur pulas !
Hahaha…aku tak heran kawan ! Sekarang memang telah menunjukkan waktu tidur siang.

Wah,jangan lupakan untuk menengok si Udin kawan !
Udin yang satu ini bukan Udin sembarangan..
Setiap kali bermain petak umpet,dia selalu sanggup bersembunyi paling lama.
Sudah ketahuan pun,masih tak mau juga mengalah !
Malah menuduh bahwa temannya lah yang kalah !
Hahaha…udin,udin

Wah,sudah selama ini kuceritakan padamu tentang apa yang kulihat,kawan.
Tapi belum juga kuberitahukan dimana aku berada.
Dapatkah engkau menebaknya,boi ?

……………………………………………
……………………………………………
……………………………………………

Apa ? Taman Kanak-Kanak ?
Wahahahahahaha…kali ini kau salah,kawan !
Aku tak sedang asyik mengamati pola tingkah anak TK…
Saat ini aku sedang studi banding di Gedung Wakil Rakyat

…………………………………………….

Mau tertawa ? Hahahahahahaha
Lucunya negeri  ini
foto ini diambil dari oom gugle loh...hehe